Pemenang selalu bekerja dengan standar yang tinggi. Tetapkanlah standar yang tinggi, jangan terpengaruh oleh jargon-jargon yang sekedar ada. Ingatlah hal ini: Sejak tahun 1940-an, suryo Wonowijoyo sudah membangun standar industri rokok. Pada 1960-an, Soedarpo Sastrowardoyo menetapkan keinginannya menjadi pemilik kapal-kapal samudra. Pada 1970-an, Liem Sioe Liong menetapkan standarnya menjadi pemilik pabrik tepung terigu terbesar di Asia Tenggara, sedangkan pada 1980-an, Sukanto Tanoto men-set standar menjadi pengusaha bubur kertas. Bagaimana dengan anak-anak muda Indonesia di awal tahun 2000?
Mereka tak akan menjadi pengusaha besar bila impiannya skedar menjadi pelaku UMKM. Dengan standar UMKM, mereka hanya bisa membuat usaha kaki lima yang dijajakan dengan gerobak-gerobak kecil di seluruh Nusantara, bersaing dengan rakyat jelata lewat pisang goreng, keripik, kebab, serabi, dawet, dan seterusnya. Padahal mereka terdiri dari kalangan berpendidikan yang bergelar sarjana dan kuliah di kampus-kampus terkenal. Dengan mantap, saat menetapkan visinya untuk mendaratkan manusia ke bulan (1962), mendiang Presiden Kennedy pun tahu bahwa semuanya serbasulit. Namun ia menandaskan, "Suatu bangsa tak akan pernah berubah menjadi besar kalau tak punya keberanian melakukan hal-hal besar dan sulit".
Dan itu pun terbukti, pada 1969 Amerika berhasil mendaratkan manusia pertamanya ke bulan, dan sejak itu bangsa ini berhasil menguasai teknologi, pengetahuan dan industri luar angkasa, permesinan dan pesawat tempur. Standar yang rendah tak akan membawa Anda terbang ke angkasa raya menjadi a big and respected driver.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Bangun Standar Yang Tinggi"
Post a Comment