Zakat Dalam Islam

Zakat menurut bahasa berarti kesucian, kesuburan, dan keberkahan, sedangkan menurut istilah adalah mengeluarkan sebagian harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim kepada yang berhak (mustahik) dengan syarat-syarat tertentu.

Pajak adalah pungutan wajib, biasanya berupa sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengusaha sebagai kewajiban warga negara kepada negara.

Ada dua macam zakat yang harus dipenuhi oleh umat Islam sebagai pelaksanaan rukun Islam keempat yaitu sebagai berikut.

1. Zakat fitrah, yakni zakat yang dikeluarkan oleh orang Islam yang mampu pada awal hingga akhir bulan Ramadhan berupa makanan pokok (beras) sebanyak 3.5 liter atau 2,5 kg/jiwa atau dapat diganti dengan uang senilai 2,5 kg beras (makanan pokok).
2. Zakat mal, yakni zakat yang dikeluarkan setelah sampai nisabnya, seperti zakat emas, perak, harta perniagaan, hasil pertanian, dan peternakan.

Orang yang berhak menerima zakat (mustahik) adalah sebagai berikut.

1. Fakir
2. Miskin
3. Amil/pengurus zakat
4. Mualaf 
5. Riqab
6. Garim (orang yang terlilit utang)
7. Sabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah)
8. Ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan)

Hikmah zakat terhadap pribadi adalah sebagai berikut.

1. Pelaksanaan kewajiban zakat sebagai seorang muslim.
2. Sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.
3. Menghilangkan sifat kikir dan tamak.
4. Menyucikan harta pribadi dan jiwa.

Hikmah zakat bagi penerima zakat.
1. Meringankan beban hidup fakir miskin.
2. Menumbuhkan sikap persaudaraan khususnya sesama muslim.
3. Memberikan ketenteraman bagi orang-orang yang baru masuk Islam.
4. Mengurangi tingkat kejahatan dalam masyarakat.
5. Menghilangkan jurang pemisah (jarak) antara si Kaya dan si Miskin.

0 Response to "Zakat Dalam Islam"

Post a Comment