Simplicity Is A Hardwork

Tak banyak orang yang menyadari bahwa menambah ilmu adalah satu hal, dan menggunkan ilmu dalam kegiatan sehari-hari adalah hal yang berbeda. Dibutuhkan lebih dari sekedar menyimpannya. Untuk dapat digunakan secara efektif diperlukan banyak penyesuaian, yang berarti penyederhanaan.

Jauh sebelum Albert Einsten merumuskan teorinya ke dalam rumus sederhananya, E = MC2, masyarakat dunia percaya bahwa pengetahuan yang sebenarnya memang kompleks. Einsten membantahnya. Ia mengatakan justru yang kompleks itu adalah rumus yang belum selesai. Demikian juga dengan karya-karya ilmiah dan karya-karya tulis yang dibuat orang-orang ribet adalah karya yang belum selesai. Karya itu baru selesai setelah melewati proses editing dan rewriting yang dilakukan oleh para editor. Setelah ditampilkan di halaman surat kabar, atau disajikan di Jurnal ilmiah baru lebih dapat dimengerti yang ternyata bisa disampaikan lebih ringkas.

Setiap naskah, sama seperti rumus-rumus ilmiah, memerlukan penyederhanaan-penyederhanaan agar mudah diterapkan. Seperti belajar menurunkan rumus saat Anda belajar Matematika atau Econometry yang kompleks, pada akhirnya kita akan mendapatkan proof yang benar-benar ringkas. Ibarat pohon kayu yang selalu mengembangkan tunas-tunas baru, cabang-cabang melebar perlu dipangkas agar pokok batangnya tumbuh lurus dan besar, menembus sinar matahari.

Einsten sendiri menyatakan, "Menyederhanakan sebuah pengetahuan membutuhkan kerja keras." Namun ia juga mengatakan, orang-orang yang pikirannya kusut dan kompleks bukanlah orang yang genius. "Segala sesuatu harus disederhanakan, namun bukan berarti itu mudah," katanya lagi.

0 Response to "Simplicity Is A Hardwork"

Post a Comment